Senin, 28 Juni 2010

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika.

Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik dan Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma.

Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan di Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan pemasangan komponen horisontal seismograf Wiechert di Jakarta, sedangkan pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada tahun 1928.

Pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan menambah jaringan sekunder. Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan untuk penerangan pada tahun 1930.

Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho Kauso Kusho.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah menjadi dua: Di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia khusus untuk melayani kepentingan Angkatan Udara. Di Jakarta dibentuk Jawatan Meteorologi dan Geofisika, dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga.

Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia , kedudukan instansi tersebut di Jl. Gondangdia, Jakarta.

Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum.
Selanjutnya, pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia with WMO.

Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara.

Pada tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika, kedudukannya tetap di bawah Departemen Perhubungan Udara.

Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1980 statusnya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika, dengan kedudukan tetap berada di bawah Departemen Perhubungan.

Pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.

Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, Badan Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan status tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen.

Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. (unduh Penjelasan UU RI Nomor 31 Tahun 2009)

Tugas dan Fungsi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
BMKG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), dipimpin oleh seorang Kepala Badan. BMKG mempunyai tugas : melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan fungsi :
Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan perubahan iklim;
Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena factor meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG;
Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BMKG;
Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG;
Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BMKG dikoordinasikan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang perhubungan.

Visi dan Misi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
V I S I
TERWUJUDNYA BMKG YANG TANGGAP DAN MAMPU MEMBERIKAN PELAYANAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, KUALITAS UDARA DAN GEOFISIKA YANG HANDAL GUNA MENDUKUNG KESELAMATAN DAN KEBERHASILAN PEMBANGUNAN NASIONAL SERTA BERPERAN AKTIF DI TINGKAT INTERNASIONAL
M I S I
Mengamati dan memahami fenomena Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.
Menyediakan data dan informasi Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika yang handal dan terpercaya
Melaksanakan dan mematuhi kewajiban internasional dalam bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.
Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.

Daftar Nama Pejabat di Lingkungan BMKG Pusat

Eselon I

No NAMA NIP JABATAN
1 Dr.Ir. Sri Woro B. Harijono, MSc. 195108051979122001 Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
2 Dr. Andi Eka Sakya M.Eng 195709041983031001 Sekretaris Utama BMKG di Jakarta
3 Drs. Tuwamin Mulyono 195212061976021001 Deputi Bidang Meteorologi BMKG di Jakarta
4 Drs. Soeroso Hadiyanto, M.Si 195309091976021001 Deputi Bidang Klimatologi BMKG di Jakarta
5 Dr. P.J. Prih Harjadi 195312141976021001 Deputi Bidang Geofisika BMKG di Jakarta
6 Drs. Sunarjo, M.Sc 195303011976021001 Deputi Bidang Instrumentasi, Kalibrasi, Rekayasa dan Jaringan Komunikasi BMKG di Jakarta
Eselon II

No NAMA NIP JABATAN
1. SOEPRIYO, Dipl AIT, S.Si 195410221977091001 Kepala Biro Umum BMKG
2. Drs. UNTUNG MERDIJANTO, M.Si 195905191982031002 Kepala Biro Perencanaan BMKG
3. DARWAHYUNIATI, SH, MH 196101141988032001 Kepala Biro Hukum dan Organisasi BMKG
4. Drs. HENDAR GUNAWAN, M.Sc 195509281979011001 Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan BMKG
5. Drs. I. PUTU PUDJA, MM 195412121979011001 Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG
6. Drs. M. RIFANGI 195309121975011001 Inspektur BMKG
7. FAUZI, M.Sc, Phd 195408171979011001 Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG
8. Drs. SUHARDJONO, Dipl SEIS 195401151976031001 Kepala Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG
9. DR. MASTURYONO, M.Sc 195611031980091001 Kepala Pusat Instrumentasi, Rekayasa, dan Kalibrasi BMKG
10. Drs. WASITO HADI, M. Sc 195508231977091001 Kepala Pusat Data Base BMKG
11. Ir. JUANA RIMBA 195510261981082001 Kepala Pusat Jaringan Komunikasi BMKG
12. Drs. ANTONIUS JUSWANTO ENDROJONO 195411131977101001 Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan dan Maritim BMKG
13. Dr. WIDADA SULISTYA, DEA 196004061981031003 Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG
14. Dra. NURHAYATI, M.Sc 195811201980092001 Kepala Pusat Iklim, Agroklimat, dan Iklim Maritim BMKG
15. DR. EDVIN ALDRIAN, B Eng, M.Sc 196908021988121001 Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara BMKG
16. Drs. PRIJANTO 195305051976021002 Sekretaris KORPRI Unit Nasional BMKG
Eselon III

No NAMA NIP JABATAN
1. Drs. SUGIYANTO, M.Si 195911041980031001 Kepala Bagian Sumber Daya Manusia BMKG
2. Drs. WAAN TARMIN 195608031979101001 Kepala Bagian Keuangan BMKG
3. Hj. ENDANG SUPRAPTI, S.Si 195704121979102001 Kepala Bagian Perlengkapan BMKG
4. Drs. RISMOYO 195504111979011001 Kepala Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga BMKG
5. Drs. ACHMAD ZAKIR 195806241981091001 Kepala Bidang Perencanaan, Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pusdiklat BMKG
6. Ir. AZWIR MANSYAH 195406221975011001 Kepala Bidang Penyelenggaraan Pusdiklat BMKG
7. Drs. SURATNO, M.Si 195902251983031001 Kepala Bidang Litbang Meteorologi BMKG
8. DR. DODO GUNAWAN, DEA 196305031990071001 Kepala Bidang Litbang Klimatologi dan Kualitas Udara BMKG
9. Drs. SUHARIYADI 195409251979031001 Kepala Bidang Litbang Geofisika BMKG
10. Drs. JAYA MURJAYA, M.Si 195808291982031002 Kepala Bidang Informasi Dini Gempa Bumi dan Tsunami BMKG
11. Drs. MOCH. RIYADI, M.Si 195804171982031001 Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG
12. Drs. HENDRI SUBAKTI, S.Si, M.Si 195703151980091001 Kepala Bidang Bina Operasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG
13. Drs. SUBARDJO, Dipl SEIS 195702111980091001 Kepala Bidang Seismologi Teknik BMKG
14. DR. WANDONO 196203171987031001 Kepala Bidang Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG
15. SUMARSO 19540814197611001 Kepala Bidang Bina Operasi Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG
16. SLAMET KUNTJORO, S.Si 195406141975121002 Kepala Bidang Instrumentasi, Rekayasa, dan Kalibrasi Peralatan Meteorologi BMKG
17. DAMIANUS TRI HERYANTO. S.Si 195802201981031001 Kepala Bidang Instrumentasi, Rekayasa dan Kalibrasi Peralatan Klimatologi dan Kualitas Udara BMKG
18. Drs. AGUS TRI SUTANTO, MT 195611141980091001 Kepala Bidang Instrumentasi, Rekayasa dan Kalibrasi Peralatan Geofisika BMKG
19. Drs. YUNUS SUBAGYO SWARINOTO, M.Si 195710241978121001 Kepala Bidang Manajemen Data Base BMKG
20. Ir. JAUMIL ACHYAR DEWANTORO SITUMEANG, M.Sc 195904251985031001 Kepala Bidang Pemeliharaan Data Base BMKG
21. Ir. EDWARD TRIHADI, MSEM 196209021988031002 Kepala Bidang Pengembangan Data Base BMKG
22. ENDANG PUDJIASTUTI, S.Si 195907071983032001 Kepala Bidang Sistem Operasi Jaringan Komunikasi BMKG
23. HANIF ANDI NUGROHO, S.Si 197108021994031001 Kepala Bidang Infrastruktur Jaringan dan Internet BMKG
24. Drs. MUHAMAD NAZAMUDIN 195409241976021001 Kepala Bidang Manajemen Jaringan BMKG
25. Drs. TRISAMYO RUMIDI 195509291979011001 Kepala Bidang Meteorologi Penerbangan BMKG
26. Dra. NURAINI 195612151979102001 Kepala Bidang Meteorologi Maritim BMKG
27. DJONI BUDI UTOMO, S.Si 195407141976021001 Kepala Bidang Bina Observasi Meteorologi BMKG
28. Drs. R. MULYONO PRABOWO, M.Sc 196002201983031001 Kepala Bidang Informasi Meteorologi Publik BMKG
29. Drs. HARIADI, M.Si 195808261981091001 Kepala Bidang Peringatan Dini Cuaca BMKG
30. Drs. HADI WIDIATMOKO, M.Si 195705131982031002 Kepala Bidang Pengelolaan Citra Inderaja BMKG
31. Drs. ENDRO SANTOSO, M.Si 195709281981091001 Kepala Bidang Informasi Iklim BMKG
32. NELLY FLORIDA RIAMA, S.SI, M.Si 196910161998032001 Kepala Bidang Informasi Agroklimat dan Iklim Maritim BMKG
33. EMRIZAL, S.Sos 195409281976021001 Kepala Bidang Bina Operasi Iklim, Agroklimat dan Iklim Maritim BMKG
34. Drs. SOETAMTO, M.Si 195505171977091001 Kepala Bidang Informasi Perubahan Iklim
35. Drs. MANGASA NAIBAHO, MT 196004171988031001 Kepala Bidang Infoemasi Kualitas Udara BMKG
36. Drs. BUDI SUHARDI, DEA 196102271987031001 Kepala Bidang Bina Operasi Perubahan Iklim dan Kualitas Udara BMKG
37. Drs. ARIEF WALUYO HADI, M.Si 195511251988031001 Kepala Bagian Rencana dan Tarif BMKG
38. YUSUF SUPRIYADI, S.Si, MT 196007101981031003 Kepala Bagian Program dan Penyusunan Anggaran BMKG
39. TAUFIK SUMARNA, SH, MM 195801071981031003 Kepala Bagian Monitoring dan Evaluasi BMKG
40. WAHYU ADJI H, S.H., DESS 196510221992031001 Kepala Bagian Peraturan Perundang-undangan dan Bantuan Hukum BMKG
41. Drs. MAMAN SUDARISMAN, DEA 196202251985031001 Kepala Bagian Kerjasama BMKG
42. Drs. JOHNSON SIBORO 195607241985031002 Kepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana BMKG
43. EDISON GURNING 195601011979011001 Kepala Bagian Hubungan Masyarakat BMKG
44. Drs. WASID AFANDI 195512231980031001 Kepala Bagian Umum, Olahraga dan Seni Budaya KORPRI Unit Nasional BMKG
45. Dra. Sri MUWIDAYATI, MM 195910251980032001 Kepala Bagian Pemberdayaan dan Kesejahteraan KORPRI Unit Nasional BMKG
46. DJAMIN, S.Si, MM 195711171981031001 Kepala Bagian Pembinaan Mental dan Advokasi KORPRI Unit Nasional BMKG
Eselon IV

No NAMA NIP JABATAN
1. Drs.HERRY GUNAWAN 196008131981091001 Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia BMKG
2. OJAK HABEAHAN 195605081979031001 Kepala Sub Bagian Mutasi BMKG
3. BAMBANG MEIJONO 195405201976021001 Kepala Sub Bagian Administrasi dan Kesejahteraan Sumber Daya Manusia BMKG
4. Drs.SUGANJAR 196011071983031001 Kepala Sub Bagian Perbendaharaan BMKG
5. HARTANTO, S.Sos 197205031993031001 Kepala Sub Bagian Gaji dan Penerimaan Negara Bukan Pajak BMKG
6. SANTI TRIYANI, SE 196802111994032001 Kepala Sub Bagian Akutansi dan Pelaporan Keuangan BMKG
7. BUDIONO 195805241981031001 Kepala Sub Bagian Pengadaan BMKG
8. SUHARTO 195512011980031002 Kepala Sub Bagian Pemeliharaan BMKG
9. Ir.SANDI AMAN SUNDARSYAH 196202041985031002 Kepala Sub Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara BMKG
10. SAYANA, S.Sos 196107181983031001 Kepala Sub Bagian Persuratan dan Arsip BMKG
11. Ir.RINTO MADIJONO, S.Si 195804021978121001 Kepala Sub Bagian Rumah Tangga BMKG
12. Rr. YULIANA PURWANTI, S.Si 197607031998032001 Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
13. WALUYO TRININGWATI 195703271977092001 Kepala Sub Bagian Tata Usaha Sekretaris Utama BMKG
14. HILDA GAMARLIAN 195908061981032001 Kepala Sub Bagian Tata Usaha Deputi Meteorologi BMKG
15. SITI NURDIANA 195611171980032001 Kepala Sub Bagian Tata Usaha Deputi Klimatologi BMKG
16. WAHYU WIDIYANTO, S.Sos 197212111993031001 Kepala Sub Bagian Tata Usaha Deputi Geofisika BMKG
17. SITI NURYAMA 195908021980032001 Kepala Sub Bagian Tata Usaha Deputi Ins.Kal. Rek. dan Jarkom BMKG
18. TANTO WIDYANTO, S.Si 197305071995031001 Kepala Sub Bagian Rencana BMKG
19. Dra. ENDANG PATMINI JOGANINGRUM 196004261981032001 Kepala Sub Bagian Tarif BMKG
20. Drs. JUSA SUDJANA 195806261979031001 Kepala Sub Bagian Pinjaman / Hibah Luar Negeri BMKG
21. ARIES ERWANTO, S.Kom 197103221992021001 Kepala Sub Bagian Program dan Penyusunan Anggaran I BMKG
22. UNTORO SUSANTO, S.Sos 196506281993031001 Kepala Sub Bagian Program dan Penyusunan Anggaran II BMKG
23. ILI DJUHAERI MUKANDARSY, BA 195510181981031001 Kepala Sub Bagian Program dan Penyusunan Anggaran III BMKG
24. PURWIHANTORO, SE 195907171980031002 Kepala Sub Bagian Monitoring dan Evaluasi I BMKG
25. Ir. HASAN BASRI 195703231981091001 Kepala Sub Bagian Monitoring dan Evaluasi II BMKG
26. Drs. SAMUEL WIBISONO, M.Si 195811121983031002 Kepala Sub Bagian Monitoring dan Evaluasi III BMKG
27. ENRICO SUSENO OCTIANTO, SH 197810012005021001 Kepala Sub Bagian Penyusunan dan Penelaahan Peraturan Perundang-undangan BMKG
28. SUGIMAN, SH 195411101976111001 Kepala Sub Bagian Dokumentasi dan Informasi Hukum BMKG
29. ANNI ARUMSARI FITRIANY, S.Si 198106022005022001 Kepala Sub Bagian Kerjasama Luar Negeri BMKG
30. Ir. YANUAR FIRDAUSI, MM 196601101994031001 Kepala Sub Bagian Dalam Negeri BMKG
31. R.ANGGORO WIBOWO , SE 197502101998031001 Kepala Sub Bagian Organisasi BMKG
32. Drs.EDY KELANA SUKMAWIDJAJA 195510131977091001 Kepala Sub Bagian Tata Laksana BMKG
33. Drs.ISWARDY 195503281979101001 Kepala Sub Bagian Publikasi dan Dokumentasi BMKG
34. Drs. EKO SURYANTO 196012101989101002 Kepala Sub Bagian Hubungan Pers dan Media BMKG
35. Drs. HASANUDIN 196003071987031001 Kepala Sub BagianTata Usaha Pusat Pendidikan dan Latihan BMKG
36. GUSWANTO, S.Si, M.Si 197203101994031002 Kepala Sub Bagian Tata Usaha Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG
37. SUBAGYO, SE 196007191982031001 Kepala Sub Bagian Tata Usaha Inspektorat BMKG
38. RAHMAT TRIYONO, ST, M.Sc 197007051998031002 Kepala Sub Bidang Informasi Gempa Bumi BMKG
39. TIAR PRASETYA, S.Si, M.Sc 197108281994031001 Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Tsunami BMKG
40. FACHRIZAL, S.Si, M.Sc 196905021997031001 Kepala Sub Bidang Mitigasi Gempa Bumi BMKG
41. Ir. SINDU NUGROHO, M.Si 195806151988031001 Kepala Sub Bidang Mitigasi Tsunami BMKG
42. KARYONO, S.Kom., M.Kom 197504061997031001 Kepala Sub Bidang Bina Operasi Gempa Bumi BMKG
43. Drs. BAMBANG SURYO SANTOSO P, M.Si 195805211980091001 Kepala Sub Bidang Bina Operasi Tsunami BMKG
44. I NYOMAN SUKANTA, S.Si, MT 197010171994031001 Kepala Sub Bidang Data Seismologi Teknik BMKG
45. M. HIDAYAT, S.Si 195905131984031001 Kepala Sub Bidang Informasi Seimologi Teknik BMKG
46. Drs.AMBARA 195505221976031001 Kepala Sub Bidang Magnet Bumi dan Listrik Udara BMKG
47. IMARSON 195601141980091001 Kepala Sub Bidang Gravitasi dan Tanda Waktu BMKG
48. ALI MUJAYYIN, SE 196003221981031003 Kepala Sub Bidang Bina Operasi Seismologi Teknik BMKG
49. BAMBANG SETIYO PRAYITNO, S.Si 197110151994031001 Kepala Sub Bidang Bina Operasi Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG
50. Drs. KANTON LUMBAN TORUAN 196010311982031001 Kepala Sub Bidang Instrumentasi dan Rekayasa Peralatan Meteorologi BMKG
51. A.SUHERIJANTO, SE 195508061976031001 Kepala Sub Bidang Kalibrasi Peralatan Meteorologi BMKG
52. TUTI MULYANI HESTI WARDANI 195702051980032001 Kepala Sub Bidang Instrumentasi dan Rekayasa Peralatan Klimatologi dan Kualitas Udara BMKG
53. ARIFFUDIN, ST 107202131992031002 Kepala Sub Bidang Kalibrasi Peralatan Klimatologi dan Kualitas Udara BMKG
54. YOHANES TASAR, S.Si 196307151987031001 Kepala Sub Bidang Instrumentasi dan Rekayasa Peralatan Geofisika BMKG
55. Lukman 195703051981031001 Kepala Sub Bidang Kalibrasi Peralatan Geofisika BMKG
56. SUWONDO HARDI, S.Kom 195412271977091001 Kepala Sub Bidang Manajemen Database MKKuG BMKG
57. SRI MULYANINGSIH, S.Kom 197005131998032001 Kepala Sub Bidang Manajemen Umum Databese BMKG
58. SRI PUJI RAHAYU, S.Si 196012141981032002 Kepala Sub Bidang Pengembangan Database MKKuG BMKG
59. JOKO WIGIANTO, ST 197406271995031001 Kepala Sub Bidang Pengembangan Database Umum BMKG
60. Ir. SUNARYO, DEA 196411021985031001 Kepala Sub Bidang Pemeliharaan Database MKKuG BMKG
61. IQBAL, M.TI 197607071998031001 Kepala Sub Bidang Pemeliharaan Database Umum BMKG
62. MARIA EVY TRIANASARI, S.Si 197209601995032001 Kepala Sub Bidang Bina Operasi Jaringan Komunikasi BMKG
63. IKY ASIH MARIANI, S.Si 197206251995032001 Kepala Sub Bidang Pengumpulan dan Penyebaran BMKG
64. HAMDANI, S.Kom 197203181995031001 Kepala Sub Bidang Infrastruktur Jaringan BMKG
65. ALI MAS'AT,ST 197512221995031001 Kepala Sub Bidang Website dan Internet BMKG
66. WIDODO AGUSTYONO, ST 197108161992031001 Kepala Sub Bidang Administrasi dan Monitoring Jaringan BMKG
67. Drs. DE SUDRAJAT 195507041980091001 Kepala Sub Bidang Pengembangan Sistem Jaringan Komunikasi BMKG
68. REKSO HARTONO, ST 196401071989011001 Kepala Sub Bidang Bina Operasi Meteorologi Penerbangan BMKG
69. Drs. STEVANUS AGUS PURWANTO 195608011979011001 Kepala Sub Bidang Informasi Meteorologi Penerbangan BMKG
70. Drs. SARIMIN 196012161982031001 Kepala Sub Bidang Bina Operasi Meteorologi Maritim BMKG
71. SUGARIN, S.Si 196202061983031001 Kepala Sub Bidang Informasi Meteorologi Maritim BMKG
72. TRISULA PURNAMA, S.Si 195803231981091001 Kepala Sub Bidang Bina Observasi Meteorologi Permukaan BMKG
73. Drs. EFFENDI 195701231980021001 Kepala Sub Bidang Bina Observasi Udara Atas BMKG
74. HARY TIRTO DJATMIKO, ST 197202281992031001 Kepala Sub Bidang Informasi Meteorologi BMKG
75. JAJA SUPIATNA, ST 195902051980031001 Kepala Sub Bidang Diseminasi Informasi Meteorologi BMKG
76. A FACHRI RADJAB, S.Si 197507181997031001 Kepala Sub Bidang Kepala Sub Bidang Siklon Tropis BMKG
77. KUKUH RIBUDIYANTO, S.Si 197005211995031001 Kepala Sub Bidang Cuaca Ekstrim BMKG
78. Ir. HARYOTO ADI SOEPRAPTO 195702051980031001 Kepala Sub Bidang Pengelolaan Citra Radar BMKG
79. RIRIS ADRIYANTO, ST 197112241998031002 Kepala Sub Bidang Pengelolaan Citra Satelit BMKG
80. NURYADI, S.Si , M.Si 195801101978121001 Kepala Sub Bidang Anilasa dan Informasi Iklim BMKG
81. ERWIN EKA SYAHPUTRA MAKMUR, S.Si 197206161995031002 Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Iklim BMKG
82. Drs.BASUKI, M.Si 195911221982031001 Kepala Sub Bidang Analisa dan Informasi Agroklimat dan Iklim Maritim BMKG
83. Drs. SUWANDI, M.Si 195605241977031001 Kepala Sub Bidang Diseminasi Informasi Agroklimat dan Iklim BMKG
84. BUDIONO, ST 195909011981091001 Kepala Sub Bidang Bina Operasi Iklim BMKG
85. Drs. KENTJUS SOESILO 195705081977091001 Kepala Sub Bidang Bina Operasi Agroklimat dan Iklim Maritim BMKG
86. HADI SUYONO, S.Si 196006201981031002 Kepala Sub Bidang Analisa Informasi Perubahan Iklim BMKG
87. Drs. WALI MUSLIMIN 195904041985031001 Kepala Sub Bidang Diseminasi Informasi Perubahan Iklim BMKG
88. Ir. ANTON SISWADI 195804061980021001 Kepala Sub Bidang Analisa dan Informasi Kualitas Udara BMKG
89. NASRULLAH, S.Si 196009211984031002 Kepala Sub Bidang Pencemaran Udara BMKG
90. DEDI SUCAHYONO SOSAIDI, S.Si 195909141985031001 Kepala Sub Bidang Bina Operasi Perubahan Iklim BMKG
91. VITA AVIANTI 195804131979102001 Kepala Sub Bidang Bina Operasi Kualitas Udara BMKG
92. Drs. H. SUJIYONO, MM 195704241980021001 Kepala Sub Bagian Advokasi KORPRI Unit Nasional BMKG
93. ELIZABETH MASNIARI, SE 196103081981032001 Kepala Sub Bagian Pemberdayaan KORPRI Unit Nasional BMKG
94. KHOLIS IRIAWATI 196204051982032001 Kepala Sub Bagian Kesejahteraan KORPRI Unit Nasional BMKG
95. MARIYO, S.Sosi 195801251980031001 Kepala Sub Bagian Pembinaan Mental KORPRI Unit Nasional BMKG
96. KASDIANTO, BA. 195601021978031001 Kepala Sub Bagian Olahraga KORPRI Unit Nasional BMKG
97. R. AGUS PRIYOTOMO, S.Sos 196108281987031001 Kepala Sub Bagian Umum KORPRI Unit Nasional BMKG

Cuaca Ekstrim

Cuaca: merupakan keadaan atau fenomena fisik atmosfer di suatu tempat,pada waktu tertentu dan berskala jangka pendek.

Sehingga cuaca ekstrim merupakan keadaan atau fenomena fisik atmosfer di suatu tempat,pada waktu tertentu dan berskala jangka pendek dan bersifat ekstrim.

Beberapa peristiwa yang termasuk cuaca ekstrim:

Angin ribut/angin puyuh/puting beliung dan dikatakan termasuk cuaca ekstrim jika memiliki kecepatan > 34 knot.

Hujan lebat yang memiliki curah hujan dalam 1 hari > 50 mm.

Tinggi gelombang laut yang mencapai > 2 m

Badai tropis yang terjadi didaerah trofis dan menimbulkan kerusakan.

Tornado

Badai: Gangguan pada atmosfer suatu planet dan mempengaruhi permukaan serta menunjukkan cuaca buruk. Badai terjadi ketika pusat tekanan rendah terbentuk yang dikelilingi oleh suatu sistem bertekanan tinggi. Gaya yang terjadi memiliki sifat berlawanan dan dapat menciptakan angin serta membentuk awan badai. Badai memiliki kategori ( berdasarkan peristiwa dominan yang menyertainya):

1. Badai angin:Badai yang disertai oleh angin kencang.

2. Badai petir : Badai yang disertai oleh petir dan kilat

3. Badai es: Badai yang disertai oleh es.

4. Badai Salju : Badai yang disertai oleh salju.

5. Badai pasir : Badai yang disertai oleh pasir.

Angin Monsun: Angin monsun yang terjadi dan menyebabkan curah hujan yang sangat lebat. Hal ini menyebabkan salah satu daerah di India, perbukitan Cherrapunji menjadi daerah terbasah di dunia dengan curah hujan 12-25 m/tahun.

Kekeringan: suatu kondisi dimana diamana terjadi kesenjangan antara ketersediaan air dan air yang dibutuhkan.

Aplikasi GrADS dalam Meteorologi

Analisis pada suatu data mentah (pengamatan atau simulasi model) diproses kedaalam bentuk tabel atau gambar. Untuk melakukan visualisasi dari hasil model kita harus mengetahui bentuk (format) data yang dihasilkan oleh model iklim dan perangkat lunak (software) yang digunakan dan bagaimana teknik menampilkannya.

Format data pada komputer :

  • teks (text) atau ASCII (dapat dibaca dan dimengerti langsung saat muncul di layar)
  • biner (binary).( tidak dapat dibaca langsung)

Data biner hanya bisa dimengerti apabila sudah diterjemahkan dengan suatu program atau software yang cocok, karena data biner sendiri ada bermacam-macam jenis. Data yang dihasilkan dari simulasi DARLAM termasuk dalam kategori data biner yang disebut dengan netCDF (network Common Data Format).

NetCDF dirancang oleh Unidata Program Centre di Boulder, Amerika Serikat. NetCDF banyak dipakai untuk menyimpan data ilmiah khususnya data iklim, karena data dengan format ini tak tergantung pada jenis mesin komputer yang digunakan. Data dengan format netCDF dapat digunakan dalam berbagai macam sistem operasi seperti Windows dan Unix, dan pada berbagai jenis mesin komputer seperti PC IBM atau DEC Alpha.

Keuntungan menggunakan tipe data ini jelas tidak ada masalah dalam hal kompatibilitas, sehingga kita dapat memindahkan datanya dari satu jenis komputer ke komputer lainnya. NetCDF dikenal sebagai self-defining data format ( informasi tambahan tentang datanya) berupa data iklim, data hasil pengamatan/ hasil simulasi model, informasi letak geografis , informasi grid yang digunakan, periode pengamatan atau simulasi, dan di ketinggian (level) berapa data pengamatan atau simulasi tersebut berlaku. Fungsi informasi tambahan ini untuk mempermudahkan dalam membuat visualisasi dari data hasil pengamatan atau simulasi.

Banyak program atau software yang bisa digunakan untuk menampilkan data yang berbentuk netCDF ada yang gratis dan ada yang bayar.

Sofware yang gratis:

  • EzGet
  • Ferret
  • GrADS
  • GMT
  • VisAD,

Sofware yang bayar:

  • AVS
  • IDL
  • Matlab
  • Pplus.

GrADS

  • Grid Analysis and Display System (GrADS) merupakan software yang tersedia gratis, dan dapat digunakan untuk analisis, manipulasi, dan menampilkannya dalam bentuk grafik seperti grafik garis, grafik batang, grafik kontur, grafik kontur berarsir, vektor angin, ataupun garis alur (streamlines) untuk data sains atmosfer, data-data berbentuk grid dan data-data dari stasiun pengamatan .
  • GrADS memiliki versi untuk :Unix, Linux, Windows, Macintosh.
  • GrADS dapat digunakan secara interaktif dari command-line atau dipakai sebagai bahasa pemrograman sederhana (scripting language).
  • Macam format data yang bisa dibaca GrADS: netCDF, GRIB (GRIdded Binary), HDF-SDS (Hierarchical Data Format – Scientific Data Format), dan format biner stream.
  • GrADS dapat membuat plot dari suatu variable dengan kontur berarsir yang ditumpangkan (overlay) pada kontur dari variable kedua.
  • GrADS dapat memanipulasi data dari kumpulan file sehingga irisan data dari beberapa file tersebut dapat dianalisis karakteristiknya, misalnya membuat klimatologi suatu variable.
  • GrADS memiliki fungsi statistik dalam klimatologi dan sains atmosfer .

Madden-Julian Oscillation

  • Roland Madden dan Paul Julian (1971) menemukan osilasi 30-60 hari,ketika menganalisis anomali angin zonal di Pasifik Tropis, data yang digunakan :data tekanan 10 tahun P.Canton (2.8 LS Pasifik), dan data angin di lapisan atas singapore.
  • Osilasi ini dihasilkan dari sirkulasi sell skala besar di ekuatorial yang bergerak ke timur dari laut Hindia ke Pasifik Tengah. Anomali angin zonal dan kecepatan potensial di troposfer atas yang sering menyebar untuk melakukan siklus mengitari bumi. Proses tersebut ditandai dengan perubahan tekanan permukaan dan momentum relatif angular atmosfer.MJO merupakan variasi intraseasonal (kurang dari setahun )yang terkenal di daerah tropis.
  • Osilasi ini merupakan faktor penting saat fase aktif dan fase lemah monsun India dan Australia, sehingga menyebabkan gelombang laut, arus, dan interaksi laut-udara.
  • Pergerakan awan ke arah timur diasosiasikan dengan osilasi MJO
  • Analisis spektral digunakan oleh Yanai dan Maruyama, 1966 untuk menemukan gelombang gravitasi Rossby di stratrosfer ekuatorial, Wallace dan Kousky menggunakan untuk mengidentifikasi gelombang kelvin stratosferik.
  • Osilasi MJO dapat juga dianalisis dari data rawinsonde,sehingga terlihat koherensi antara tekanan permukaan,angin zonal dan temperatur tiap pada berbagai level dalam rentang 41-53 hari.
  • Angin meridional berperan dalam MJO.
  • Awal dan aktivitas monsun Asia-Australia dipengaruhi sangat kuat oleh pergerakan MJO ke timur (Yasunari 1979; Lau and Chan 1986)
  • Kopel dengan lautan tropis dengan angin baratan mengakibatkan MJO secara signifikan dapat memodifikasi SST,surface heat fluks. (Kawamura 1991; Zhang 1996; Jones and Weare 1996; Flatau et al. 1997; Jones et al. 1998; Hendon and Glick 1997)
  • MJO mempengaruhi struktur termohalin di laut pasifik ekuatorial (Kessler.1996), dan sekaligus mentrigger peristiwa ENSO (Lau and Chan 1986; Weickmann 1991)
  • Dalam hal prediksi cuaca, saat amplitudo MJO membesar tingkat prediksi membesar dan juga berlaku sebaliknya, selain itu prediksi jangka menengah berhasil baik jika eror di daerah ektratropis (tropical intraseasonal osilasi) minimal
  • Contohnya hasil NCEP, dapat memprediksi 10 hari kedepan,dengan syarat error mode frekuensi rendah tropical dan ektratroopical mengecil dan presistensi amplitudo MJO membesar.
  • Dengan menggunakan analisis EAR (Equatorial Atmosphere Radar) secara vertikal ( zonal-vertikal, data angin) dapat menunjukan adanya pergerakan ke timur dipermukaan dan ke barat di lapisan atas dan inilah yang disebut dengan siklus MJO serta hal tersebut sesuai dengan teori skema perpotongan MJO sepanjang ekuator.
  • MJO juga memiliki siklus 40-50 hari
  • MJO mempengaruhi seluruh lapisan trofis,terlihat jelas di Pasifik Barat dan Hindia.
  • Unsur yang dilibatkan dalam menganalisi MJO dapat berupa :angin,SST,perawanan,hujan, dan OLR.
  • Fenomena MJO, terlihat jelas pada variasi OLR ( sensor inframerah satelit), sebab CH tropis adalah konvektif,dengan puncak awan konvektif sangat dingin sehingga memancarkan sedikit radiasi gelombang panjang.
  • Pergerakan awan konvektif dari barat ke timur sepanjang Pasifik Tropis ditandai konvergensi di lapisan bawah (troposfer )dan divergensi di lapisan atas(stratosfer).
  • MJO merupakan sirkulasi skala besar di ekuator dan berpusat di Samudera Hindia dan bergerak ketimur antara 10 LU dan 10 LS.
  • Mekanisme MJO:

  1. CSIK (Conditional Instability of the Second Kind)
  2. Evaporation-wind feedback

  • CSIK memiliki dua mekanisme:

  1. Penjalaran gelombang kelvin ke arah timur yang ditandai dengan pemanasan awan kumulus
  2. Interaksi dengan osilasi stabil pada keadaan dasar yang stabil

  • Aktivitas konveksi dapat mempengaruhi siklus MJO
  • Faktor orografik bisa menghambat pergerakan MJO
  • Siklus MJO ( Matthews A.J,2000) ditunjukan berupa gugus-gugus awan tumbuh di Samudera Hindia lalu bergerak ke arah timur dan membentuk suatu siklus dengan rentang 30-60 hari dan dengan cakupan daerah 10N-10S.

Bai’at Bid’ah di Kalangan Hizbiyyah

Bai’at Bid’ah di Kalangan Hizbiyyah
Penulis: Al-Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal
Syariah, Kajian Utama, 22 - Februari - 2010, 19:25:36


Di antara manhaj bid’ah di dalam Islam adalah apa yang dilakukan sebagian kelompok yang mengatasnamakan Islam, yang terjerumus ke dalam fitnah hizbiyyah. Mereka menerapkan hadits-hadits tentang bai’at, yang seharusnya dipahami sebagai kewajiban taat seorang muslim kepada pemerintahnya, namun diarahkan kepada kelompok mereka masing-masing, yang mewajibkan para pengikutnya untuk berbai’at kepada pemimpin kelompoknya. Barangsiapa yang tidak berbai’at kepadanya (pemimpin kelompok) maka dia mati jahiliah. Lalu dibangun di atas pemahaman ini bahwa yang dimaksud mati jahiliah adalah kafir dan keluar dari Islam. Sehingga yang tidak berbai’at kepada pimpinan jamaahnya dianggap kafir dan halal darahnya.

Kemudian, berdasarkan pemikiran ini, di antara mereka ada yang sampai kepada tingkat pemahaman menganggap halalnya mencuri atau merampas harta kaum muslimin dengan keyakinan bahwa harta mereka adalah ghanimah (harta rampasan perang milik orang kafir). Atau enggan shalat di belakangnya di masjid-masjid kaum muslimin karena menganggap bermakmum di belakang orang kafir hukumnya tidak sah. Bahkan sampai pada tingkatan upaya melakukan gerakan bawah tanah yang bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan yang sah dengan alasan bahwa pemerintahan mereka telah kafir dan tidak berhukum dengan hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga telah gugur kewajiban taat dan kewajiban berbai’at kepadanya. Sedangkan bai’at hanyalah diserahkan kepada pemimpin kelompoknya saja. Dari sinilah cikal-bakal munculnya kaum teroris Khawarij yang memorakporandakan keamanan negeri-negeri muslimin.

Di sisi lain, sebagian bai’at diterapkan oleh kelompok-kelompok bid’ah hizbiyyah berorientasi bukan pada pemberontakan terhadap penguasa yang sah dan melakukan tindak kekerasan. Namun lebih fokus kepada sikap kultus individu kepada pemimpin kelompok dan menaati seluruh ucapannya, serta menganggap bahwa seluruh ucapannya adalah benar dan tidak pernah salah. Ini seperti keyakinan kelompok-kelompok Shufiyah (Sufi) terhadap pemimpin dan orang yang dianggapnya sebagai wali Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Namun secara umum, bai’at-bai’at bid’ah hizbiyyah tersebut telah menanamkan pemahaman akan wajibnya taat kepada pemimpin yang dibai’at dan diharamkan menyelisihi perintah serta aturannya, karena hal itu akan menyebabkan mereka mati dengan cara mati jahiliah. Demikian menurut sangkaan mereka.

Abu Qilabah rahimahullahu berkata:
مَا ابْتَدَعَ قَوْمٌ بِدْعَةً إِلَّا اسْتَحَلُّوا السَّيْفَ
“Tidaklah satu kaum melakukan satu bid’ah melainkan mereka akan menghalalkan pedang (yakni menghalalkan darah kaum muslimin, pen.).” (Syarah Ushul I’tiqad Ahlus Sunnah, Al-Lalaka’i, no. 247)

Berikut ini, kami sebutkan beberapa kelompok sempalan yang menerapkan metode bai’at kepada para pengikutnya untuk taat kepada pemimpinnya.



Bai’at jamaah Al-Ikhwanul Muslimun (IM)
Di dalam jamaah Al-Ikhwanul Muslimun, bai’at sudah ditetapkan oleh pemimpinnya semenjak berdirinya, yakni Hasan Al-Banna. Dalam salah satu tulisannya, Hasan Al-Banna menjelaskan tentang bai’at dalam jamaahnya, “Wahai saudara-saudara yang jujur, rukun bai’at kami ada sepuluh maka hafalkanlah: Pemahaman, ikhlas, beramal, berjihad, berkorban, ketaatan, teguh, jernihkan pemikiran, persaudaraan, dan kepercayaan.” (Rasa’il Hasan Al-Banna, jilid 1/1-2)
Tatkala menjelaskan masalah ketaatan, dia berkata: “Yang saya maksudkan dengan ‘ketaatan’ adalah melaksanakan perintah dan menjalankannya sendirian, baik di saat sulit atau mudah, di saat semangat ataupun terpaksa.” (Rasa’il Hasan Al-Banna, jilid 1/7)

Dia menyebutkan tiga tahapan: ta’rif, takwin, dan tanfidz. Lalu dia menjelaskan tahapan kedua takwin dengan mengatakan, “Aturan dakwah pada tahapan ini adalah Sufi yang murni dalam hal rohaninya dan ketentaraan murni dari sisi amalannya. Dan syiar kedua perkara ini adalah ‘perintah dan taat’ tanpa disertai keraguan, waswas, dan rasa berat.” (Rasa’il Hasan Al-Banna, 1/7)

Asy-Syaikh Ahmad An-Najmi rahimahullahu mengomentari bai’at Al-Ikhwanul Muslimun ini:
“Kritikan saya terhadap bai’at ini dari beberapa sisi:

Pertama: Bai’at merupakan hak penguasa tertinggi. Barangsiapa yang mengambil bai’at bukan pada penguasa tertinggi, sungguh dia telah berbuat bid’ah yang tercela di dalam agama.

Kedua: Tidak diketahui bahwa para pengemban dakwah mengambil bai’at atas dakwah mereka. Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullahu telah menegakkan dakwah di abad ke-12 hijriah di Najd, namun beliau tidak pernah mengambil bai’at dari siapapun untuk taat kepadanya. Hanya saja Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi berkah dalam dakwahnya. Demikian pula Asy-Syaikh Abdullah bin Muhammad Al-Qar’awi ketika menegakkan dakwah di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala di Kerajaan Arab Saudi bagian selatan. Beliau tidak pernah mengatakan kepada seseorang bahwa dia ingin mengikatnya dengan bai’at dalam dakwahnya. Namun Allah Subhanahu wa Ta’ala tetap memberi berkah dalam dakwahnya. Sebelum mereka, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu, tidak pernah mengambil bai’at dari siapapun dan Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa memberkahi dakwahnya.

Ketiga: Bai’at Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para sahabatnya lebih sedikit dari apa yang disebutkan Al-Banna. Dalam hadits Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma disebutkan:
“Kami membai’at Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk senantiasa mendengar dan taat, sebatas kemampuan kalian.”
Ini bagian dari sepuluh rukun yang disebutkan. Manakah dalil atas rukun-rukun lainnya?

Keempat: Dia menjadikan bentuk ketaatan pada tahapan kedua dari tiga tahapan dakwah yang dia ada-adakan sebagai ketaatan militer yang harus dijalankan, baik perintah itu salah atau benar, batil atau haq. Padahal Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membai’at para sahabatnya untuk mendengar dan taat dan berkata “Sesuai kemampuan kalian.”
(Dinukil dengan ringkas dari kitab Al-Maurid Al-Adzb Az-Zulal, karya Asy-Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmi rahimahullahu, hal. 214-217)



Bai’at jamaah 354/ Islam Jamaah
Dalam Islam Jamaah, yang bernaung dibawah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), perintah amir mendapat tempat istimewa dan sangat menentukan serta merupakan sumber hukum yang ketiga setelah Al-Qur’an dan hadits yang manqul. Hal itu tercermin dalam kehidupan sehari-hari para pengikutnya. Kepatuhan mereka kepada amir adalah sami’na wa atha’na mas tatha’na (kami mendengar dan taat semampu kami). Untuk mempertebal keyakinan pengikutnya, mereka mengarahkan ayat dan hadits yang menjelaskan tentang kewajiban taat kepada ulil amri, kepada wajib taat kepada amir jamaahnya. Segala keputusan ada di tangan amir. Mulai dari boleh tidaknya seseorang berdakwah sampai kepada soal nikah. Amirlah yang menentukan apakah seseorang boleh atau tidak menikah dengan gadis atau pemuda pilihannya, ataupun bercerai dari istri atau suaminya. Demikian pula dalam soal harta. Amirlah yang menentukan apakah seseorang boleh menjual hartanya, misalnya sawah, rumah, kendaraan, dan lain sebagainya. (Bahaya Islam Jamaah, hal. 145)

Demikian pula dalam hal penafsiran, semua anggota Islam Jamaah dilarang menerima segala penafsiran yang tidak bersumber dari imam. Sebab penafsiran yang tidak berasal dari imam semuanya salah, sesat, berbahaya, dan tidak manqul. (Bahaya Islam Jamaah, hal. 22)



Jamaah Ansharut Tauhid
Jamaah yang dipimpin oleh Abu Bakr Abdush Shamad Ba’asyir yang merupakan salah satu tokoh Khawarij di negeri kita ini, juga menerapkan sistem bai’at as-sam’u wat tha’ah (mendengar dan taat) kepada para pengikutnya. Ba’asyir –yang sebelumnya juga pernah menjadi Amir MMI (Majelis Mujahidin Indonesia) sebelum terjadinya perpecahan di antara mereka– juga menerapkan pola yang sama ketika masih di MMI, yaitu bai’at untuk mendengar dan taat kepadanya. Ba’asyir memosisikan dirinya sebagai amir yang harus ditaati layaknya penguasa sebuah negeri. Nash-nash yang seharusnya diarahkan kepada penguasa muslim di sebuah negeri, dia terapkan kepada organisasi dan para pengikutnya.

Dalam makalah “Selayang pandang tentang I’lan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT)” terbitan jamaah tersebut, pada hal. 7, dia menyebutkan sistem yang diterapkan dalam jamaah ini:
“Sistem organisasi perjuangan adalah dalam bentuk jamaah dan imamah.”
Juga disebutkan:
“Amir wajib ditaati selama perintah dan kebijaksanaannya tidak maksiat berdasarkan dalil yang qath’i.”

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (An-Nisa: 59) [Selayang Pandang tentang I’lan Jamaah Ansharut Tauhid hal. 9]

Perhatikanlah, ayat yang semestinya diterapkan untuk penguasa negeri justru diarahkan kepada jamaah dan kelompoknya, bak mendirikan negara di dalam sebuah negara.
Jamaah ini mengikat para pengikutnya dengan ikatan janji, yang disebut mu’ahadah, mu’aqadah, atau yang lebih masyhur dengan penyebutan bai’at.

Dalam Selayang Pandang tentang I'lan Jamaah Ansharut Tauhid disebutkan:
“Mu’ahadah artinya perjanjian atas ketaatan dalam hal yang ma’ruf. Berarti, pemberian janji (sumpah setia) dari seseorang kepada amir untuk sam’u dan tha’ah dalam hal selain maksiat. Baik dalam keadaan senang atau terpaksa, dalam kesempitan atau kelapangan, serta tidak mencabut bai’at dari ahlinya dan menyerahkan urusan kepadanya.” (Selayang Pandang tentang I’lan Jamaah Ansharut Tauhid, hal. 23)

Dengan doktrin sam’u (mendengar) dan tha’ah (taat) kepada para pengikutnya, mereka pun rela berjuang dengan harta dan jiwa mereka sekalipun, jika mendapat perintah dari amir jamaahnya, Abu Bakr Ba’asyir, meskipun bertentangan dengan pemerintah Indonesia. Sebab, yang wajib ditaati menurut mereka adalah amir jamaahnya, bukan amir Indonesia yang dianggap telah melakukan pelanggaran syariat.

Bahkan ketika masih menjabat sebagai amir MMI, dengan tegas mengeluarkan pernyataan sikap atas nama ahlul halli wal ‘aqdi Majelis Mujahidin, dengan judul Fatwa syar’i terhadap pemerintahan SBY-JK, yang mengharamkan tindakan pemerintah ketika menaikkan harga BBM. Pada bagian akhir menyebutkan keputusan yang berbunyi: “Apabila SBY-JK tidak mengembalikan amanah kepada rakyat secara konstitusional, maka rakyat tidak mempunyai kewajiban lagi untuk menaatinya.” (Risalah Mujahidin, edisi 5 Muharram 1428 H/Feb 2007, hal. 89)

Lebih tegas lagi menyatakan bahwa pemerintah sekarang ini telah murtad dan keluar dari Islam, dalam tulisan yang berjudul “SURAT ULAMA kepada Presiden Republik Indonesia”, di mana Abu Bakr Ba’asyir menjadi urutan pertama yang menandatangani isi surat tersebut. Disebutkan pada hal. 25-26:
“Setiap muslim yang bertauhid akan sampai pada kesimpulan yang ditarik oleh para ulama yang tsiqah (terpercaya) baik salaf maupun kontemporer, yaitu jatuhnya vonis murtad bagi para penguasa negeri-negeri kaum muslimin hari ini. Para penguasa muslim yang menguasai negeri-negeri kaum muslimin hari ini telah melakukan banyak hal yang membatalkan keislaman mereka, sehingga kemurtadan mereka berasal dari banyak hal. Artinya, kemurtadan mereka adalah kemurtadan yang sangat parah sehingga hujjah tentang murtadnya mereka tidak terbantahkan lagi.”

Dari sini semakin nampak, bahwa bai’at JAT kepada pemimpinnya adalah bai’at pemberontakan dan khuruj (keluar) dari ketaatan kepada penguasa negeri, karena mereka telah dianggap kafir dan murtad.


Masih banyak lagi kelompok dan organisasi yang mengikat para pengikutnya dengan sistem jamaah dan imamah, yang semestinya diarahkan kepada penguasa negeri. Al-’Allamah Al-Albani rahimahullahu berkata:
أَمَّا مُبَايَعَةُ حِزْبٍ مِنَ الْأَحْزَابِ لِفَرْدٍ لِرَئِيسٍ لَهُ، أَوْ جَمَاعَةٍ مِنَ الْجَمَاعَاتِ لِرَئِيْسِهِمْ وَهَكَذَا، فَهَذَا فِي الْوَاقِعِ مِنَ الْبِدَعِ الْعَصْرِيِّةِ الَّتِي فَشَتْ فِي الزَّمَنِ الْحَاضِرِ، وَذَلِكَ بِلَا شَكٍّ مِمَّا يُثِيرُ فِتَنًا كَثِيرَةً جِدًّا بَيْنَ الْمُسْلِمِينَ
“Adapun bai’at yang dilakukan satu kelompok bagi seseorang terhadap pemimpinnya, atau satu jamaah kepada pemimpinnya, dan yang semisalnya, pada hakikatnya termasuk bid’ah yang baru muncul pada masa kini. Tidak diragukan lagi bahwa ini dapat menimbulkan berbagai fitnah yang sangat banyak di kalangan kaum muslimin.” (Silsilah Al-Huda wan Nur, kaset no. 288)

Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu berkata pula:
الْبَيْعَةُ الَّتِي تَكُونُ فِي بَعْضِ الْجَمَاعَاتِ بِيْعَةٌ شَاذَّةٌ مُنْكَرَةٌ، يَعْنِي أَنَّهَا تَتَضَمَّنُ أَنَّ الْإِنْسَانَ يَجْعَلُ لِنَفْسِهِ إِمَامَيْنِ وَسُلْطَانَيْنِ، الْإِمَامُ الْأَعْظَمِ الَّذِي هُوَ إِمَامٌ عَلَى جَمِيعِ الْبِلَادِ، وَالْإِمَامُ الَّذِي يُبَايِعُهُ وَتُفْضِي أَيْضًا إِلَى شَرٍّ لِلْخُرُوجِ عَلَى الْأَئِمَّةِ الَّذِي يَحْصُلُ بِهِ سَفْكُ الدِّمَاءِ وَإِتْلَافُ الْأَمْوَالِ مَا لَا يَعْلَمُهُ بِهِ إِلَّا اللهُ
“Bai’at yang terdapat pada jamaah-jamaah merupakan bai’at yang ganjil dan mungkar. Di dalamnya terkandung makna bahwa seseorang menjadikan untuk dirinya dua imam dan dua penguasa, (pertama) imam tertinggi yang merupakan imam yang menguasai seluruh negeri, dan (kedua) imam yang dibai’atnya. Juga akan menjurus kepada kejahatan, dengan keluar dari ketaatan kepada para penguasa, yang dapat menyebabkan pertumpahan darah dan musnahnya harta benda, yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (Silsilah Liqa’ Al-Bab Al-Maftuh, kaset no. 6, side B)

Oleh karena itu, hendaknya seorang muslim menyadari bahaya munculnya kelompok-kelompok yang mengikat para pengikutnya dengan bai’at. Munculnya kelompok yang seperti ini akan semakin menambah perpecahan kaum muslimin dan menjauhkan mereka dari jalan yang telah ditempuh oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam serta para sahabatnya g. Wallahu a’lam.




Silahkan mengcopy dan memperbanyak artikel ini